TUGAS
KELOMPOK
AUDIT
SEKTOR PUBLIK
BAB 5 PENGENDALIAN INTERNAL
Nama Kelompok : Angelica (150810016)
Fenny (150810134)
Hopkins (150810039)
Venni (150810135)
Nama Dosen :
Puspita Rama Nopiana, S.E., Ak., M.M., CA.
Program Studi Akuntansi
Fakultas ilmu sosial dan humaniora
Universitas Putera Batam
tahun 2018
CONTOH
KASUS PENGENDALIAN INTERNAL
PADA
SUATU BANK
Suatu hari ada seorang nasabah giro datang
ke teller sebuah bank untuk menyetorkan pembayaran uang, uang tersebut diterima
oleh petugas teller. Sesuai dengan tugasnya, teller menandatangani dan memberikan
stempel pada slip setoran tunai. Tidak seperti biasanya, kali ini teller tidak menginput
setoran tersebut dalam sistem dengan demikian tidak ada validasi dalam slip
setoran tunai. Slip setoran tunai diserahkan kembali kepada penyetor sebagai
bukti penerimaan uang, sedangkan copynya di simpan di meja teller beserta
uangnya. Pada suatu kesempatan teller memasukan copy slip setoran tunai beserta
uang yang telah diterima ke dalam tas pribadi yang
dia bawa tanpa diketahui oleh siapapun, termasuk pimpinannya, karena mejapimpinan teller tersebut tidak menyatu dengan
ruangan teller.
Pada sore hari (penutupan transaksi)
teller melakukan rekonsiliasi antara kas masuk dan kas keluar dibandingkan dengan
print out yang dihasilkan oleh sistem dan dibandingkan dengan saldo kas serta dengan
bukti transaksi yang ada disaksikan oleh pimpinan teller, dan hasilnya tentu saja
cocok. Kenapa cocok, karena setoran tunai yang dia terima, baik uang tunai
maupun slip setoran tunai dia masukan ke dalam tas pribadinya dan tidak di
input ke dalam sistem. Beberapa tahun kemudian ada complain dari nasabah, bahwa
ada beberapa setoran-setoran yang telah dia setorkan namun tidak tercantum dalam
rekening koran periode setoran.
Dalam kasus ini, yang salah adalah ada tidak
adanya pengendalian intern atau tidak jalannya pengendalian intern. Yang pertama, teller tidak
dilarang membawa tas pribadi keruangan teller, sehingga dengan mudah
teller menyimpan uang setoran nasabah ke dalam tas pribadinya. Kedua, meja pimpinan tidak
berada dalam ruangan yang sama dengan teller, tapi untuk hal ini tidak mutlak
benar, karena bisa saja teller memanfaatkan kesempatan pada saat pimpinan lengah.
Ketiga, dalam ruangan teller tidak ada
CCTV atau kalaupun ada CCTV, CCTVnya tidak pernah di pantau (tidak ada
pemutaran CCTV secara periodik, untuk melihat operasional).
Kemudian, nasabah tidak melakukan rekonsiliasi secara periodik (sebulan sekali) sehingga
nasabah mengetahui adanya setoran yang tidak tercantum dalam rekening koran setelah
satu tahun berlalu.
Dan yang terakhir, pimpinan teller tidak setiap saat melakukan kunjungan
ke meja teller, sehingga tidak
melihat adanya slip setoran dan uang yang berada diatas meja, dimana seharusnya
slip setoran menyatu dengan slip setoran lainnya, sedangkan uang harus masuk ke
dalam kas teller. (“Kasus
Pengendalian Internal,” 2010)
Untuk materi pengendalian internal yang lain bisa dilihat di:
Definisi Pengendalian Internal
Model COSO
Sarana Untuk Mencapai Pengendalian

terimakasih,materinya sangat membantu
BalasHapusMateri audit sektor publik nya sangat membantu dalam belajar
BalasHapusTerima kasih sudah share.
BalasHapusDitunggu postingan-postingan lainnya ya
Sangat membantu sekali materinya:)
BalasHapus