Senin, 11 Juni 2018

BAB 5 PENGENDALIAN INTERNAL


TUGAS KELOMPOK
AUDIT SEKTOR PUBLIK
BAB 5 PENGENDALIAN INTERNAL



Nama   Kelompok       : Angelica       (150810016)
  Fenny            (150810134)
  Hopkins         (150810039)
  Venni             (150810135)

Nama Dosen               : Puspita Rama Nopiana, S.E., Ak., M.M., CA.



Program Studi Akuntansi
Fakultas ilmu sosial dan humaniora
Universitas Putera Batam
tahun 2018



CONTOH KASUS PENGENDALIAN INTERNAL
PADA SUATU BANK

Suatu hari ada seorang nasabah giro datang ke teller sebuah bank untuk menyetorkan pembayaran uang, uang tersebut diterima oleh petugas teller. Sesuai dengan tugasnya, teller menandatangani dan memberikan stempel pada slip setoran tunai. Tidak seperti biasanya, kali ini teller tidak menginput setoran tersebut dalam sistem dengan demikian tidak ada validasi dalam slip setoran tunai.  Slip setoran tunai diserahkan kembali kepada penyetor sebagai bukti penerimaan uang, sedangkan copynya di simpan di meja teller beserta uangnya. Pada suatu kesempatan teller memasukan copy slip setoran tunai beserta uang yang telah diterima ke dalam tas pribadi yang dia bawa tanpa diketahui oleh siapapun, termasuk pimpinannya, karena mejapimpinan teller tersebut tidak menyatu dengan ruangan teller.
Pada sore hari (penutupan transaksi) teller melakukan rekonsiliasi antara kas masuk dan kas keluar dibandingkan dengan print out yang dihasilkan oleh sistem dan dibandingkan dengan saldo kas serta dengan bukti transaksi yang ada disaksikan oleh pimpinan teller, dan hasilnya tentu saja cocok. Kenapa cocok, karena setoran tunai yang dia terima, baik uang tunai maupun slip setoran tunai dia masukan ke dalam tas pribadinya dan tidak di input ke dalam sistem. Beberapa tahun kemudian ada complain dari nasabah, bahwa ada beberapa setoran-setoran yang telah dia setorkan namun tidak tercantum dalam rekening koran periode setoran.
Dalam kasus ini, yang salah adalah ada tidak adanya pengendalian intern atau tidak jalannya pengendalian intern. Yang pertama, teller tidak dilarang membawa tas pribadi keruangan teller, sehingga dengan mudah teller menyimpan uang setoran nasabah ke dalam tas pribadinya. Kedua, meja pimpinan tidak berada dalam ruangan yang sama dengan teller, tapi untuk hal ini tidak mutlak benar, karena bisa saja teller memanfaatkan kesempatan pada saat pimpinan lengah. Ketiga, dalam ruangan teller tidak ada CCTV atau kalaupun ada CCTV, CCTVnya tidak pernah di pantau (tidak ada pemutaran CCTV secara periodik, untuk melihat operasional).
Kemudian, nasabah tidak melakukan rekonsiliasi secara periodik (sebulan sekali) sehingga nasabah mengetahui adanya setoran yang tidak tercantum dalam rekening koran setelah satu tahun berlalu. Dan yang terakhir, pimpinan teller tidak setiap saat melakukan kunjungan ke meja teller, sehingga tidak melihat adanya slip setoran dan uang yang berada diatas meja, dimana seharusnya slip setoran menyatu dengan slip setoran lainnya, sedangkan uang harus masuk ke dalam kas teller. (“Kasus Pengendalian Internal,” 2010)






Untuk materi pengendalian internal yang lain bisa dilihat di:

Definisi Pengendalian Internal

Model COSO

Sarana Untuk Mencapai Pengendalian




4 komentar:

  1. terimakasih,materinya sangat membantu

    BalasHapus
  2. Materi audit sektor publik nya sangat membantu dalam belajar

    BalasHapus
  3. Terima kasih sudah share.
    Ditunggu postingan-postingan lainnya ya

    BalasHapus
  4. Sangat membantu sekali materinya:)

    BalasHapus